Jam istirahat sekolah aku isi dengan
melamun nggak jelas di kantin, yang seharusnya dipakai buat makan siang.
Sedangkan teman-temanku yang lain sedang sibuk dengan urusan masing-masing.
Hingga membiarkanku duduk di bangku yang masih luas itu sendirian.
“Aina!! Gue suka sama loe. Mau nggak
loe jadi pacar gue??” suara Raka temen sekelasku itu masih terngiang-ngiang di
telingaku. Dia nembak aku waktu pensi kemarin. Acara perpisahan kakak kelas.
Kira-kira satu minggu yang lalu. Dan kalian tau nggak aku jawab apa??
“Sory ya, gue enggak bisa.!! Kita tu
masih kelas dua SMP, jadi belum boleh pacaran.” itu jawabanku yang kurasa
langsung membuat Raka broken heart. Sampai sekarang pun, dia masih nggak mau
ngobrol sama aku di kelas. Padahal dari kelas satu SMP kita akrab banget.
Kemana-mana berdua, dihukum pun juga berdua. Hehehehe…
Tapi aturan Bokapku ketat banget.
Kakaku aja baru boleh pacaran waktu kuliah. Sebenarnya aku suka sama Raka. Tapi
karena sikon jadi aku nolak dia. Sebenarnya nggak niat sih. Akhirnya beberapa
hari ini aku galau. Kata Sule “Kalau galau jangan risau. Pakai kartu AS.” tapi
nggak ngaruh kaley.
_***_
Bel pulang sekolah berbunyi dengan
nyaring. Rasanya telingaku hampir pecah nih. Teman-teman sekelasku langsung
berkemas. Aku hanya melirik sedikit kearah Raka. Yang entah mengapa aku
benar-benar menyesal udah nolak dia. Jelas-jelas aku suka sama dia. Marah
tambah kesal rasanya kalau dia deket sama cewek lain. Kenapa aku nggak bisa melanggar aturan konyol bokap? Huftt kayak bokap
nggak pernah muda aja. Aku mengeluh kesal.
Aku jadi teringat kata-kata Rara
waktu itu. “Ngapain sich loe nurutin ortu loe yang nggak jelas itu? Loe bisa
dengan gampang nerima Raka. Kalian kan bisa pacaran diam-diam. Sekarang loe
nyesel kan?? Jadi jangan salahin gue kalau gue deket sama Raka.!!!” kata-kata
Rara itu berhasil membuatku meledak. Aku bener-bener nggak rela kalau Rara
dapetin Raka. Awas aja. Dasar kamseupay…
Dan akhirnya sebelum Raka keluar
kelas, aku segera menghampirinya. Walau dengan gugup. Rasanya jantungku mau
copot.
“Raka..!!” panggilku. Dia menoleh
dengan mengenakan tasnya. Dia menatapku dengan tatapan yang tidak mengenakkan.
“Kenapa??” dengan nadanya yang super
sewot langsung membuatku bingung.
“Pulang bareng yuk!!” ajakku. Tapi
dia menolakku dengan alasan ada latihan basket. Huufftt.. aku harus berbuat apa nich?? Biar dia enggak ngambek sama
aku.
“Gue mau nanya sesuatu.” suaraku
akhirnya dengan masih kecewa, membuatnya berhenti dan mengurungkan niat untuk
pergi dari hadapanku. “Boleh nggak gue denger kata-kata saat loe nembak gue??”
dia tampak terkejut. Sedangkan tanganku gemetaran.
“Nggak!!!” langsung saja dia
menolaknya dengan cepat.
“Kenapa??” tanyaku kecewa berat.
“Karena jawaban pertama loe itu gue
anggap jawaban yang terakhir dari loe.” aku pun semakin lemas. Rasanya tak kuat
untuk menyongsong badan.
“Kalau loe nggak mau nanya, biar gue
aja yang nanya.” perkataanku membuatnya semakin bingung. “Loe mau nggak jadi
pacarku?” lanjutku yang membuatnya tersentak kaget. Tapi dia malah
senyum-senyum nggak jelas.
“Sory ya, gue enggak bisa.!! Kita tu
masih kelas dua SMP, jadi belum boleh pacaran.” dia menjawab seperti jawabanku
dulu. Rasanya skit banget. Apa dia juga
sesakit ini saat aku tolak.
“Tapi kan….”
“Gue pulang dulu.” Potongnya, tanpa
berdosa meninggalkan aku yang terpaku lemas di depan pintu kelas. Aku seperti
kena karmaku sendiri. Bisa-bisanya dia nglakuin seperti yang pernah aku lakuin
ke dia.
_***_
Pagi ini aku bangun kesingangan. Ini
gara-gara semalaman aku nggak bisa tidur. Kalian pasti tau, aku mikirin Raka
dan patah hati. Huhuhu…
Apalagi Raka sama sekali nggak komen
statusku di FB buat dia. Juga nggak follback aku di Twiter. Sebenarnya maunya
tu anak apaan sih. Aku udah berkali-kali minta maaf tapi dicuekkin. Padahal aku
udah minta tolong Ayu Ting-ting “Raka maafin Aina ya!!” hufftt tapi dicuekkin.
Menyebalkan tauk. Apa aku harus bawa sepuluh ribu mawar untuk dapatin maaf dari
dia.
Apa susahnya ngomong? Ditelvon nggak
diangkat. Di SMS nggak dibalas. Jangan bilang kalau nggak punya pulsa. Kayaknya
aku bakalan kena virus galau lagi nih. Tapi aku baca majalah gaul edisi 9 yang
kafer depannya drama korea dream high 2. Katanya, hidup kita itu terlalu
berharga kalau cuma diterminated lima huruf, yaitu G-A-L-A-U.
Aku turun dari kamar dan langsung
duduk di ruang makan menyusul keluargaku. Bokapku yang nggak salah apa-apa aku
tatap dengan kesal, gara-gara peraturannya yang konyol itu aku harus mengalami
semua ini.
Gara-gara bangun kesianga nih, hari
ini aku harus diantar bokap. Makin bikin bad mood. Tapi begitu membuka pintu
rumah saat mau berangkat sekolah tau-tau, Raka udah nongol di depan gerbang
rumahku. Otomatis aku terkejut banget.
Gimana kalau bokap sampai tau??? Mau ngapain sich tuh Raka??? Belum puas apa
bikin gue patah hati.
“Siapa dia??” tanya bokap yang langsung bikin aku nervous.
“Mmmm…” aku hanya bisa
menggaruk-garuk kepala.
“Pagi Om..!!” sapa Raka tanpa ragu
sedikit pun. Bokap hanya membalas dengan senyuman. Sedangkan aku melototinya
dengan kesal.
“Kenalin Om, saya Raka sahabat baru
Aina. Sebelum nanti jadi pacarnya Aina.” kata Raka begitu saja yang langsung
membuatku terkejut, begitu pun bokap yang nampak bingung mencerna ucapan Raka
tadi. Sebelum bokap menyadarinya aku langsung menarik Raka pergi.
“Paa.. aku berangkat..” teriakku
dengan berlari bersama Raka. Kami hanya tertawa puas.
Sepanjang jalan kami menuju sekolah,
kami saling sharing tentang arti cinta dan persahabatan. Akhirnya kini semua terjawab.
Dia berkata padaku. Dalam kamus kehidupannya pacar hanya berpengaruh dalam
sebagian dalam kehidupannya. Sedangkan sahabat berpengaruh besar dalam
kehidupannya. Baginya pacar hanya bisa bertahan sementara. Tapi sahabat bisa
abadi selamanya. And it is true.
Katanya, perjalanan hidup ini penuh
dengan misteri. Suatu saat yang mungkin jadi tidak mungkin. Musuh jadi sahabat,
sahabat jadi musuh, sahabat jadi pacar. Yang kau sayangi jadi yang kau benci. Yang kau benci jadi yang
kau sayangi. Kau atur rencana dan cita-cita, tapi KEMATIAN akan menghapus
segalannya. Jadi, jagalah apa yang kau punya sekarang. Dan jangan sia-siakan
itu. Termasuk perkenalan kita, dan persahabatan yang akan slalu ku kenang. Meskipun
nanti aku bukanlah orang yang terindah bagimu. BECAUSE FRIENDSHIP IS
EVERYTHING…
Emhhhh ,,,,so sweet banget kan, kini
kami berjanji akan menjadi sahabat. Sampai waktu menjawab semuanya. Mungkinkah
kami hanya akan menjadi sahabat atau lebih. Yang jelas kami percaya semua kan
indah pada waktunya.
Saking keasyikan ngobrol kami jadi
melupakan tujuan kami yaitu berangkat sekolah. Hahahahahaha.. Begitu sampai didepan gerbang sekolah kami hanya
terpaku menatap gerbang sekolah kami yang sudah tertutup rapat. Kami hanya
tertawa nggak jelas. Jelas saja gerbang sekolah udah di tutup karena waktu sudah
menunjukkan pukul 7 lebih.
Seperti biasa pak satpam sudah
menunggu kami dengan santaynya di depan gerbang sekolah. Wajahnya menunjujkkan
kepuasan karena berhasil mendapatkan kandidat tukang kebun baru. Untuk
membersihkan taman sekolah yang sumpah, kuuoootooorr banget. Dengan terpaksa
kamilah yang harus membersihkan taman itu karena sebagai hukuman terlambat. Jadi
teingat masa-masa waktu masih kelas satu SMP. Kami sering dihukum karena
berbagai alasan. Jangan di tiru ya yang
satu ini. Hehehehehe..
Tapi sekarang aku jadi lebih
bersemangat menjalani hidupku, karena memiliki sahabat seperti Raka. Mungkin
kelas tiga nanti aku tambah giat belajar. Yups karena belajarnya selalu dengan
Raka. Dia selalu membantuku memecahkan pelajaran yang tidak aku mengerti. Semoga
persahabatan ini seperti yang ia katakan, abadi selamanya.
asekk.... Apiikk... beeehh...
BalasHapus