Senin, 30 April 2012

Teman adalah Segalanya


Jam istirahat sekolah aku isi dengan melamun nggak jelas di kantin, yang seharusnya dipakai buat makan siang. Sedangkan teman-temanku yang lain sedang sibuk dengan urusan masing-masing. Hingga membiarkanku duduk di bangku yang masih luas itu sendirian.
“Aina!! Gue suka sama loe. Mau nggak loe jadi pacar gue??” suara Raka temen sekelasku itu masih terngiang-ngiang di telingaku. Dia nembak aku waktu pensi kemarin. Acara perpisahan kakak kelas. Kira-kira satu minggu yang lalu. Dan kalian tau nggak aku jawab apa??
“Sory ya, gue enggak bisa.!! Kita tu masih kelas dua SMP, jadi belum boleh pacaran.” itu jawabanku yang kurasa langsung membuat Raka broken heart. Sampai sekarang pun, dia masih nggak mau ngobrol sama aku di kelas. Padahal dari kelas satu SMP kita akrab banget. Kemana-mana berdua, dihukum pun juga berdua. Hehehehe…
Tapi aturan Bokapku ketat banget. Kakaku aja baru boleh pacaran waktu kuliah. Sebenarnya aku suka sama Raka. Tapi karena sikon jadi aku nolak dia. Sebenarnya nggak niat sih. Akhirnya beberapa hari ini aku galau. Kata Sule “Kalau galau jangan risau. Pakai kartu AS.” tapi nggak ngaruh kaley.

_***_

Bel pulang sekolah berbunyi dengan nyaring. Rasanya telingaku hampir pecah nih. Teman-teman sekelasku langsung berkemas. Aku hanya melirik sedikit kearah Raka. Yang entah mengapa aku benar-benar menyesal udah nolak dia. Jelas-jelas aku suka sama dia. Marah tambah kesal rasanya kalau dia deket sama cewek lain. Kenapa aku nggak bisa melanggar aturan konyol bokap? Huftt kayak bokap nggak pernah muda aja. Aku mengeluh kesal.
Aku jadi teringat kata-kata Rara waktu itu. “Ngapain sich loe nurutin ortu loe yang nggak jelas itu? Loe bisa dengan gampang nerima Raka. Kalian kan bisa pacaran diam-diam. Sekarang loe nyesel kan?? Jadi jangan salahin gue kalau gue deket sama Raka.!!!” kata-kata Rara itu berhasil membuatku meledak. Aku bener-bener nggak rela kalau Rara dapetin Raka. Awas aja. Dasar kamseupay…
Dan akhirnya sebelum Raka keluar kelas, aku segera menghampirinya. Walau dengan gugup. Rasanya jantungku mau copot.
“Raka..!!” panggilku. Dia menoleh dengan mengenakan tasnya. Dia menatapku dengan tatapan yang tidak mengenakkan.
“Kenapa??” dengan nadanya yang super sewot langsung membuatku bingung.
“Pulang bareng yuk!!” ajakku. Tapi dia menolakku dengan alasan ada latihan basket. Huufftt.. aku harus berbuat apa nich?? Biar dia enggak ngambek sama aku.
“Gue mau nanya sesuatu.” suaraku akhirnya dengan masih kecewa, membuatnya berhenti dan mengurungkan niat untuk pergi dari hadapanku. “Boleh nggak gue denger kata-kata saat loe nembak gue??” dia tampak terkejut. Sedangkan tanganku gemetaran.
“Nggak!!!” langsung saja dia menolaknya dengan cepat.
“Kenapa??” tanyaku kecewa berat.
“Karena jawaban pertama loe itu gue anggap jawaban yang terakhir dari loe.” aku pun semakin lemas. Rasanya tak kuat untuk menyongsong badan.
“Kalau loe nggak mau nanya, biar gue aja yang nanya.” perkataanku membuatnya semakin bingung. “Loe mau nggak jadi pacarku?” lanjutku yang membuatnya tersentak kaget. Tapi dia malah senyum-senyum nggak jelas.
“Sory ya, gue enggak bisa.!! Kita tu masih kelas dua SMP, jadi belum boleh pacaran.” dia menjawab seperti jawabanku dulu. Rasanya skit banget. Apa dia juga sesakit ini saat aku tolak.
“Tapi kan….”
“Gue pulang dulu.” Potongnya, tanpa berdosa meninggalkan aku yang terpaku lemas di depan pintu kelas. Aku seperti kena karmaku sendiri. Bisa-bisanya dia nglakuin seperti yang pernah aku lakuin ke dia.

_***_

Pagi ini aku bangun kesingangan. Ini gara-gara semalaman aku nggak bisa tidur. Kalian pasti tau, aku mikirin Raka dan patah hati. Huhuhu…
Apalagi Raka sama sekali nggak komen statusku di FB buat dia. Juga nggak follback aku di Twiter. Sebenarnya maunya tu anak apaan sih. Aku udah berkali-kali minta maaf tapi dicuekkin. Padahal aku udah minta tolong Ayu Ting-ting “Raka maafin Aina ya!!” hufftt tapi dicuekkin. Menyebalkan tauk. Apa aku harus bawa sepuluh ribu mawar untuk dapatin maaf dari dia.
Apa susahnya ngomong? Ditelvon nggak diangkat. Di SMS nggak dibalas. Jangan bilang kalau nggak punya pulsa. Kayaknya aku bakalan kena virus galau lagi nih. Tapi aku baca majalah gaul edisi 9 yang kafer depannya drama korea dream high 2. Katanya, hidup kita itu terlalu berharga kalau cuma diterminated lima huruf, yaitu G-A-L-A-U.
Aku turun dari kamar dan langsung duduk di ruang makan menyusul keluargaku. Bokapku yang nggak salah apa-apa aku tatap dengan kesal, gara-gara peraturannya yang konyol itu aku harus mengalami semua ini.
Gara-gara bangun kesianga nih, hari ini aku harus diantar bokap. Makin bikin bad mood. Tapi begitu membuka pintu rumah saat mau berangkat sekolah tau-tau, Raka udah nongol di depan gerbang rumahku. Otomatis aku terkejut banget. Gimana kalau bokap sampai tau??? Mau ngapain sich tuh Raka??? Belum puas apa bikin gue patah hati.
“Siapa dia??” tanya bokap  yang langsung bikin aku nervous.
“Mmmm…” aku hanya bisa menggaruk-garuk kepala.
“Pagi Om..!!” sapa Raka tanpa ragu sedikit pun. Bokap hanya membalas dengan senyuman. Sedangkan aku melototinya dengan kesal.
“Kenalin Om, saya Raka sahabat baru Aina. Sebelum nanti jadi pacarnya Aina.” kata Raka begitu saja yang langsung membuatku terkejut, begitu pun bokap yang nampak bingung mencerna ucapan Raka tadi. Sebelum bokap menyadarinya aku langsung menarik Raka pergi.
“Paa.. aku berangkat..” teriakku dengan berlari bersama Raka. Kami hanya tertawa puas.
Sepanjang jalan kami menuju sekolah, kami saling sharing tentang arti cinta dan persahabatan. Akhirnya kini semua terjawab. Dia berkata padaku. Dalam kamus kehidupannya pacar hanya berpengaruh dalam sebagian dalam kehidupannya. Sedangkan sahabat berpengaruh besar dalam kehidupannya. Baginya pacar hanya bisa bertahan sementara. Tapi sahabat bisa abadi selamanya. And it is true.
Katanya, perjalanan hidup ini penuh dengan misteri. Suatu saat yang mungkin jadi tidak mungkin. Musuh jadi sahabat, sahabat jadi musuh, sahabat jadi pacar. Yang kau sayangi  jadi yang kau benci. Yang kau benci jadi yang kau sayangi. Kau atur rencana dan cita-cita, tapi KEMATIAN akan menghapus segalannya. Jadi, jagalah apa yang kau punya sekarang. Dan jangan sia-siakan itu. Termasuk perkenalan kita, dan persahabatan yang akan slalu ku kenang. Meskipun nanti aku bukanlah orang yang terindah bagimu. BECAUSE FRIENDSHIP IS EVERYTHING…

Emhhhh ,,,,so sweet banget kan, kini kami berjanji akan menjadi sahabat. Sampai waktu menjawab semuanya. Mungkinkah kami hanya akan menjadi sahabat atau lebih. Yang jelas kami percaya semua kan indah pada waktunya.
Saking keasyikan ngobrol kami jadi melupakan tujuan kami yaitu berangkat sekolah. Hahahahahaha.. Begitu sampai didepan gerbang sekolah kami hanya terpaku menatap gerbang sekolah kami yang sudah tertutup rapat. Kami hanya tertawa nggak jelas. Jelas saja gerbang sekolah udah di tutup karena waktu sudah menunjukkan pukul 7 lebih.
Seperti biasa pak satpam sudah menunggu kami dengan santaynya di depan gerbang sekolah. Wajahnya menunjujkkan kepuasan karena berhasil mendapatkan kandidat tukang kebun baru. Untuk membersihkan taman sekolah yang sumpah, kuuoootooorr banget. Dengan terpaksa kamilah yang harus membersihkan taman itu karena sebagai hukuman terlambat. Jadi teingat masa-masa waktu masih kelas satu SMP. Kami sering dihukum karena berbagai alasan. Jangan di tiru ya yang satu ini. Hehehehehe..
Tapi sekarang aku jadi lebih bersemangat menjalani hidupku, karena memiliki sahabat seperti Raka. Mungkin kelas tiga nanti aku tambah giat belajar. Yups karena belajarnya selalu dengan Raka. Dia selalu membantuku memecahkan pelajaran yang tidak aku mengerti. Semoga persahabatan ini seperti yang ia katakan, abadi selamanya. 

Selasa, 17 April 2012

Kekayaan Yang Tidak Terlihat



Suatu ketika seseorang yang sangat kaya mengajak anaknya mengunjungi sebuah kampung, dengan tujuan utama memperlihatkan kepada anaknya betapa orang-orang bisa sangat miskin. Mereka menginap beberapa hari di sebuah daerah pertanian yang sangat miskin.

Pada perjalanan pulang, sang Ayah bertanya kepada anaknya.

' Bagaimana perjalanan kali ini?'

' Wah, sangat luar biasa Ayah'

' Kau lihatkan betapa manusia bisa sangat miskin' kata ayahnya.

' Oh iya' kata anaknya

' Jadi, pelajaran apa yang dapat kamu ambil?' tanya ayahnya.

Kemudian si anak menjawab :
' saya saksikan bahwa kita hanya punya satu anjing, mereka punya empat.

Kita punya kolam renang yang luasnya sampai ketengah taman kita dan mereka memiliki telaga yang tidak ada batasnya.

Kita mengimpor lentera-lentera di taman kita dan mereka memiliki bintang-bintang pada malam hari.

Kita memiliki patio sampai ke! halaman depan, dan mereka memiliki cakrawala secara utuh.

Kita memiliki sebidang tanah untuk tempat tinggal dan mereka memiliki ladang yang melampaui pandangan kita.

Kita punya pelayan-pelayan untuk melayani kita, tapi mereka melayani sesamanya.

Kita membeli untuk makanan kita, mereka menumbuhkannya sendiri.

Kita mempunyai tembok untuk melindungi kekayaan kita dan mereka memiliki sahabat-sahabat untuk saling melindungi.'

Mendengar hal ini sang Ayah tak dapat berbicara.

Kemudian sang anak menambahkan ' Terimakasih Ayah, telah menunjukan kepada saya betapa miskinnya kita.'

Betapa seringnya kita melupakan apa yang kita miliki dan terus memikirkan apa yang tidak kita punya. Apa yang dianggap tidak berharga oleh seseorang ternyata merupakan dambaan bagi orang lain. Semua ini berdasarkan kepada cara pandang seseorang. Membuat kita bertanya apakah yang akan terjadi jika kita semua bersyukur kepada Tuhan sebagai rasa terima kasih kita atas semua yang telah disediakan untuk kita daripada kita terus menerus khawatir untuk meminta lebih

Cowok tampan. tidak mapan hanya akan jadi beban


Seorang anak laki - laki, dengan uang jajan seadanya. Diberi ortunya agar bisa makan di kantin sekolah atau ongkos transportasi ke sekolah.
Kalian merasa dia akan menggunakan semua uang jajannya?

Dia selalu menabung untukmu selama tiap hari, menahan lapar, menahan segala ajakan teman untuk pergi bermain dan berharap cukup untuk mengajakmu pergi jalan - jalan di hari minggu nanti, mungkin hanya sekedar nonton atau pergi makan.

Lalu ketika hari minggu yang dimaksud, engkau jawab: "Duh, sorry ni kayaknya aku gak bisa pergi sama kamu hari ini soalnya diajakin keluarga pergi.. Maaf"

Kamu udah sukses menghancurkan perasaannya, pengorbanan tuh cowok.. Mungkin mereka tak pernah menangis ataupun curhat sama temannya karena mereka itu (cowok) jantan..!!
Mereka selalu menyimpan perasaannya seorang diri.

Ketika beranjak dewasa, para wanita cantik hanya akan pergi sama cowok yang punya kendaraan roda 4. Ketika pria harus bersaing untuk mendapatkan dirimu, mereka akan lebih berhemat mati-matianan agar bisa mengajak kamu untuk berkencan.

Ketika engkau mau diajak pergi dan kaget untuk pertama kali engkau dijemput memakai motor.
Lalu engkau menjawab:
"Duh rambut gw rusak nih.."
"Duh, siang bolong gini kamu ngajakin aku pergi.. Panas tau.."
"Duhhhh, debu, panas... Laen kali aja deh ya?"

Mungkin engkau tidak sadar mengatakannya.
Tapi percaya lah.. Hati mereka sakit..

Perlu anda ketahui, mungkin sebagian dari mereka ada yang berjuang mati-matianan nabung /ngumpulin uang hanya untuk membeli sebuah
"sepeda motor impian" tapi anda malah menganggap sepele,
dan tidak menghiraukannya.

Rabu, 11 April 2012

Kebersamaan 7a



Kebersamaan 7A saat akan menghadapi lomba mading dan kebersihan kelas.. :)

Selasa, 10 April 2012

Ada Cobaan & Ada Hikmah




                        ‘’Kring-kring, kring-kring.’’ suara bel sepeda berbunyi di depan rumah. ‘’Wah, seru sekali.’’ teriak seorang anak kecil dari luar dengan diiringi ketawa anak kecil. Setelah aku fikir-fikir aku seperti mengenal suaranya. Kemudian aku langsung keluar rumah dan melihat keluar.
 ‘’Hey, siapa suruh kamu memakai sepedaku?’’ aku berteriak ketika melihat adikku memakai sepedaku di jalan.
‘’Hhooreee.. aku bisa naik sepeda kakak.!’’ adikku bersorak kegirangan. 
‘’Kamu kan baru bisa naik sepeda, nanti jatuh kalau pakai sepeda kakak yang besar.’’ aku memarahinya karena adikku sangat ceroboh.
 ‘’Sudahlah kak jangan banyak komentar.’’ dengan sombongnya dia bersepeda di jalan.
 ‘’Jangan di jalan! Banyak ada kendaraan yang lewat kamu bisa ditabrak.’’
‘’Bawel banget sih kak!’’ ucap adik dengan kesal.
Langsung saja aku tarik sepedanya. Tetapi, dia tetap saja menjalankan sepedanya. Dengan sekuat tenaga aku berusaha merebut sepedaku. Tenaga yang aku keluarkan  pun sia-sia. Aku tidak kuat menahannya. Dengan sebal  aku meninggalkannya begitu saja. Dan langsung saja aku masuk kedalam rumah.

#####################_________________######################

            ‘’Tin.. tin… tin.. gubrakkkkk.’’ seperti suara motor yang sedang jatuh.
‘’Aduuuh,, sakiit.’’ suara anak kecil yang berteriak sambil menangis. Heningnya suasana saat  itu membuat tangisan itu sangat mudah didengar. Seperti suara serigala yang berteriak di tengah hutan yang sunyi.
‘’Innalillahi… bangun nak!’’ pinta Bu Yanti tetanggaku yang menyuruh adikku bangun dari jatuhnya.
Mendengar suara itu, aku pun langsung mengambil langkah seribu. Seperti kuda yang berlari di siang hari. Tak kuhiraukan semunya yang ada didepanku. Bahkan, tanpa ku sadari aku tidak mengenakan alas kaki. Aku tidak peduli kalau kakiku terkena sesuatu yang bisa membut kakiku terluka.
 Ketika sampai diluar aku terkejut. Dan melihat Bu Yanti yang sedang menghampiri adikku.
‘’hiks hiks hiks hiks’’ suara adikku menangis. Aku terdiam melihat adikku tertabrak. Aku pun lemas tak berdaya. Seluruh badanku seperti lumpuh.
‘’dik’’ suaraku memanggil adikku pelan sekali. Mungkin dia tidak mendengarnya. Dia kesakitan, sementara  orang yang menabraknya pun melarikan diri. Ku lihat Bu Yanti yang sedang membantu adikku berdiri. Aku langsung berlari menghampirinya. Setelah itu aku pun segera memeluknya mencoba menghilangkan rasa sakitnya. Dia pun merasa nyaman di pelukanku. Meski aku sedikit sebal, karena sepedaku telah dirusaknya. Tapi tak apalah, yang penting adikku tidak apa-apa.
‘’Adikmu tidak apa-apa, Laras. Lain kali awasi dia, supaya tidak bermain di jalan.’’ nasehat  Bu Yanti kepadaku.
‘’Iya Bu, terimakasih bantuannya.’’ ucapku kepada Bu Yanti yang telah menolong adikku.
‘’Makanya kalau kakak nasehati itu didengarkan’’ nasehatku kepada adikku.
‘’Iya kak, aku janji tidak akan mengulanginya lagi. Dan maaf, sepeda kakak jadi rusak.’’ dia minta maaf padaku dengan wajah takut.
‘’Tidak apa-apa. Yang penting kamu baik-baik saja.’’ akupun berbicara dengan nada rendah dan melemparkan senyum kepadanya.
            Sungguh siang ini aku merasakan kedekatan dengan adikku. Padahal sebelumnya aku tidak pernah merasakan hal seperti ini. Aku sangat bersyukur. Ternyata dibalik cobaan adikku yang tertabrak motor, aku jadi bisa marasakan kehangatan dengan adikku. Meski kadang aku kasar dengannya, sering marah, dan berbicara dengan nada yang keras. Aku sangat senang. Dan aku yakin, dibalik cobaan pasti ada hikmahnya. Aku juga berjanji akan menjaganya dengan baik serta menasehatinya dengan tutur kata yang halus. Dan akan selalu mengawasinya........

Tips n Trick


Bacaan